kejadiannya sich sdh lama 2
minggu lalu, Edo bab kadang sehari sampai 4 kali. Dengan tekstur yang lembek,
nggak cair sich, Cuma masih mau makan dan minum jus pun masih mau. Pokokya
anaknya nggak lemes sama sekali, masih lari sana sini, maih aktif bak energizer
bunny. Nggak demam yang tinggi gitu, Cuma anget aja, tapi nggak yang banget
gitu.
Trus hari itu
juga dibawa ke Kendangsari RSIA langganan karena dulu lairan juga disitu, jadi pulang
kantor langsung ke rumah sakit, sebenarnya nih ya feeling aku sich anaknya gpp,
paling ntar diresepin lacto B sama DSA. Tapi mertua sdh ribut suruh bawa
dokter, ya sudah dibawalah ke Dokter, sampai sana Cuma diperiksa detak jantung,
sama di ketuk-ketuk perutnya. Akupikir bakal ada acara di sentolopin mulutnya
untuk liat ada infeksi apa nggak. Gitu doank, trus ditanyain makannya gimana.
“hasilnya DSA bilang Edo nggak apa2, Cuma dikasih tambahan resep OREZINC, ini
semacam suplemen untuk menggantikan kalium yang hilang selama diare. Jadi Edo
suspect Diare. Baru pertama kali sejak lahir, Edo kena diare, nggak yak akut
sich, karena frekuensi bab sering itu nggak setiap hari, karena minggu dan
sabtu bab Cuma 1 kali sehari. Tus senin
13 agustus eh kok 4 kali lagi.
Karena nggak
puas nanya sama DSA soal diare ini akhirnya browsing2 sendiri, dan nemu banyak
banget info berguna dari mama keren di TUM. Trus nemu juga artikel di milissehat soal gastroenteritis. Jadi dari hasil browsing itu, akhirnya jadi tahu,
bahwa diare adalah penyakit yang umum terjadi pada bayi dan balita. Penyebabnya
bisa virus atau intolerasni terhadap makanan tertentu. Jadi reaksi yang muncul
biasanya bab frekuensi lebih sering, teksturnya biasanya lebih encer dari
biasanya, muntah,. Kasusnya di Edo nggak ada gejala muntah, yang ada pilek dan
batuk, (komplit deh) karena diare jadi susah makan. Nah karena yang masuk
sedikit ke perut makanya daya tahan tubuhnya agak berkurang, jadilah gampang
banget kena batpil.
Akhirnya
memutuskan untuk lebih ke home treatment aja di rumah, meskipun Mbah Kongnya
Edo sdh suruh ke dokter, karena Edo batuk-batuk. Aku bilang aja kata dokternya
suruh observasi dulu trus suruh habisin obat diarenya dulu. Aku bukan yang anti
ke Dokter, Cuma kalo masih bisa ditangani dengan home treatment ya nggak usah
ke Dokter lah, palinganntar bawa pulang puyer segambreng, yang minumnya pake
drama segala karena ada paitnya.
Jadi home
treatmentnya ngliat sharing mama di TUM, kasih transpulmin BB di dada punggungm
dan leher, atau viks baby balsam, sempet browse harganya sekitar Rp 79800. Trus
sudah sejak 3 malam ini di kamar aku taruh air mendidih di baskom trus ditetesin
minyak kayu putih, jadi seruangan bau eucalyptus. Alhamdullillah Cuma semalam
home treatment, pileknya Edo sdh hilang, tinggal batuknya aja, dan senangnya
appetite makannya juga sudah kembali. Oh iya mulai selasa lalu sudah nggak kasih
Edo sayuran hijau dulu, trus buahnya aku kasih pisang dan apel aja, nggak kasih
yang buah yang banyak airnya macam melon, semangka, jeruk gitu, karena ternyata
itu memperparah diarenya. Pantes senin senin lalu aku kasih melon juice,
mencri-mencri terus.
Ada kejadian
lucu, pas DSA nanya “Ibu Edo minum susu apa?” Dia yang heran aja gitu, aku
kasih Edo minum susu UHT ultra milk.”ha jadi Cuma dikasih minum susu uht sama
air putih n jus? Nggak pake susu bubuk?”ya aku sich Cuma senyum-senyum aja males membahas lebih lanjut, biar Ibu
Dokter sendiri yang cari tahu ya Dok.
lacto B: bentuknya serbuk. |
OREZINC |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar